Skip to content
Gambar Ilustrasi Realita Kehidupan
Waktu akan terus berjalan tanpa kita sadari.
Perkataan dan perilaku orang lain sering kali menjatuhkan
mentalmu.
Ketika kopi menjadi bagian terpenting dalam hidupmu walau
kamu harus jatuh sakit.
Kita ibarat dalam suatu perusahaan. Akan ada baterai baru
yang siap menggantikan dayamu.
Seringkali hidup kita dipengaruhi oleh kecemasan akan
persepsi orang lain.
Menahan luka, namun terlihat baik-baik saja di depan semua
orang.
Terkadang kamu harus merelakan dan melepaskan segala
kepunyaanmu untuk menemukan cinta yang menunggu.
Ketika seorang anak merindukan kasih sayang dan kebersamaan
dengan keluarganya.
Ketika kamu merasa ikatan yang selama ini tertahan, terlepas
begitu saja.
Ketika kamu sedang mencari jati diri dan serpihan diri kamu
yang sebenarnya.
Waktu secara perlahan akan membunuhmu.
Banyak faktor kehidupan yang akan menguras energi hidupmu.
Ketika buku motivasi hanyalah serangkaian cerita penuh
kebohongan yang tidak mengubah hidupmu.
Berusaha menjalani hidup walau bercucuran air mata.
Ketika sepasang orang tua muda menginginkan anak yang
sempurna.
Depresi akut. Berusaha menyelamatkan diri atau membunug
diri. Perbedaan tipis.
Seandainya semua emosi negatif tersalurkan tanpa pandang
bulu.
Sibuk terhadap urusan kerja dan pribadi, acuh terhadap
lingkungan sekitar. Prioritas diri sendiri lebih penting bagi orang lain.
Ketika kamu berusaha mengunci penyakit hati.
Ada sisi gelap dan berbahaya teknologi yang kamu anggap
selalu terang.
Ketika dunia kerja akan membunuh si lemah.
Nasib anak ada ditangan orang tua. Broken home akan membuat
anak menderita.
Terasa lelah.
Topeng bahagia di depan orang.
Ketika dirimu tidak bisa beradaptasi dengan sistem dan
lingkungan yang baru.
Berusaha melepaskan semua luka walau terasa perih.
Penolakan semudah menekan tombol.
Terpaksa untuk tersenyum.
Orang tua menyerah, anak akan menderita.
Ketika kamu memperbaiki keadaan dirimu sendiri yang hancur,
walau sulit.
Ketika depresi menjatuhkan segala kebangkitanmu.
Hormat hanyalah sebuah formalitas. Jauh di dalam lubuk hati,
kamu ingin sekali memberontak.
Ketika kamu merasa membutuhkan istirahat dan kamu menyadari
bahwa semuanya tidak secepat handphone yang dicharge.
Ketika kamu merasa lelah dengan keadaan dirimu. Kamu ingin
berubah seutuhnya dan melawan takdir.
Ambisi orang tua yang memperlakukan anak sebagai aset hanya
untuk keuntungan di masa depan.
Kamu tidak akan bisa tumbuh dalam situasi kegelapan.
Terpaksa tersenyum hanya untuk sebuah profesi.
Ketika dirimu merasa orang sekitar ingin menjatuhkanmu.
Berusaha melepaskan kontrol yang mendarah daging.
Ketika giliranmu terpanggil.
Beban pekerjaan yang terlalu tinggi akan membahayakanmu.
Kehabisan daya pikir.
Ingin hilang ingatan.
Tanggal mereka meninggal bukan hanya urutan angka yang
terkenang.
Apakah kamu membenci dirimu sendiri?
Jangan mengabaikan dan menganggap anakmu lebih penting dari
gadget.
Saat kita kehabisan oksigen barulah kita menyadari betapa
pentingnya kelestarian alam ini.
Hidup kita tersegel oleh gadget.
Saat sumber makanan habis, apakah uang dapat menjadi bahan
makanan bagi kita?
Ketika cintamu ditolak dengan mudah.
0 Comments:
Posting Komentar