Pengertian Metodologi Penelitian
Metodologi adalah ilmu-ilmu/cara yang digunakan untuk
memperoleh kebenaran menggunakan penelusuran dengan tata cara tertentu dalam
menemukan kebenaran, tergantung dari realitas yang sedang dikaji.
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Maksud dari cara ilmiah
adalah bahwa kegiatan penelitian bersandar pada ciri-ciri keilmuan, yakni
rasional, sistematis dan empiris.
Rasional berarti kegiatan penelitian yang dilakukan masuk
akal, sehingga dapat dijangkau dengan oleh penalaran manusia. Empiris, berarti
cara atau langkah yang dilakukan dapat diamati oleh indera manusia, sehingga
orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara atau langkah yang digunakan.
Seistematis, berarti proses yang digunakan dalam penelitian menggunakan langkah-langkah
tertentu yang bersifat logis.
Jenis-Jenis Metodologi Penelitian
Secara umum ada tiga metode penelitian yang umum digunakan
terutama dalam penulisan skripsi, tesis, dan disertasi. Ketiga metode
penelitian itu terdiri dari, metode penelitian kuantitatif, metode penelitian
kualitatif, dan metode penelitian kombinasi (mixed methods).
Perbedaan Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif
Berdasarkan tujuan penelitiannya, penelitian kualitatif dan kuantitatif memiliki perbedaan yaitu:
- Penelitian kualitatif bertujuan untuk memperoleh pemahaman mendalam, mengembangkan teori, mendeskripsikan realitas dan kompleksitas sosial.
- Sementara itu, penelitian kuantitatif bertujuan untuk menjelaskan hubungan antarvariabel, menguji teori, dan melakukan generalisasi atas objek penelitian.
Menurut (Musianto, 2002) Terdapat 15 Aspek yang membedakan
penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Adapun Kelima belas aspek tersebut ialah
sebagai berikut :
1. Aspek Pendekatan Metodologis
Pada pendekatan kuantitatif, jenis-jenis bidang pendekatan ialah eksperimen, hard data, empirik, positivistik, fakta nyata di masyarakat dan statistik, eksperimen, survai, interview terstruktur, dan seterusnya. Pada pendekatan kualitatif, jenis-jenis bidang pendekatan ialah etnografis, tugas lapangan, soft data, interaksionisme simbolik, naturalistik, deskriptif, pengamatan dengan keterlibatan peran, phenomenologik, data dokumenter, studi kasus, studi sejarah deskriptif, dan studi lingkungan kehidupan, observasi, review dokumen, partisipan observer dan story.
2. Aspek Konseptualisasi
Pada pendekatan kuantitatif, jenis-jenis konseptual kunci
ialah variabel, validitas, reliable, signifikansi, hipotesis, replikasi, dan
seterusnya. Pada pendekatan kualitatif, jenis-jenis konseptual kunci ialah: makna,
akal sehat, pengertian, batasan situasi, fakta kehidupan sehari-hari, proses,
kontruksi sosial, dan sebagainya. Pada umumnya pendekatan kunci berasal dari
obyek penelitian alamiah dan biarlah apa adanya, jangan diintervensi, ataupun
diubah.
3. Aspek Tokoh-tokoh Pelopornya
Pada pendekatan kuantitatif, tokoh-tokoh beraliran positivistik
seperti Emile Durkhein, L. Guttman, Fred Kerlinger, Donald Cambell, dan Peter
Rossi. Rata-rata beliau adalah ahli yang percaya pada ilmu pasti dan eksak
dengan rumus-rumus kuantum yang kuat. Pada
pendekatan kualitatif, tokoh-tokoh beraliran Pragmatik seperti Max Weber, Charles
Horton Cooley, Harold Garfinkel, Margaret Mead, Anselm Strauss, Herbert Blumer,
Erving Goffman, George H. Mead, dan Burney Glaser. Kebanyakan dari mereka,
walaupun ada yang ahli ilmu-ilmu eksak, ialah dari jenis jenis ilmu kemanusiaan
misalnya kedokteran, psikologi, sosiologi, antropologi, ekonomi dan kebudayaan.
4. Aspek Orientasi Teoretik
Pada pendekatan kuantitatif dasar teorinya ialah struktural
fungsional, positivisme, behaviorisme, logika empirik dan sistem teoritik. Mereka
mengutamakan teori yang tersistematik, jelas dan pasti. Pada pendekatan
kualitatif, dasar teoritiknya ialah simbolik interaksionisme, etnometodologi,
phenomenologik, kebudayaan, dan sebagainya. Para kualitan ini mengutamakan
bukan teori yang pasti atau mapan, mereka berteori tentang fenomena-fenomena
manusia dari aspek simbol, etnik, dan seterusnya. Sesuatu yang dapat saja
berubah, bahkan ada aliran ekstrim yang kualitatif dengan meniadakan teori
dalam penelitian.
5. Aspek Jenis Ilmunya
Bidang ini agak terbaur dan berubah secara nuansa (range),
artinya sulit untuk menspesifikan (koridor, kotak) ilmunya an sich. Namun
kecenderungan ada ilmuilmu yang memiliki pendekatan ambivalen sekaligus. Kecenderungan
kuantitatif terdapat pada ilmu-ilmu teknik, pasti dan alam, ekonomi, psikologi,
sosiologi, computer science, dan seterusnya. Kecenderungan kuanlitatif terdapat
pada ilmu-ilmu humaniora, sejarah, sosiologi, anthropologi, ilmu kebudayaan,
dan seterusnya. Akhir-akhir ini ada ilmu yang memiliki pendekatan kedua-duanya
seperti sosiologi, kedokteran, perilaku, ekonomi deskriptif, dan seterusnya.
6. Aspek Tujuan atau Target
Pada pendekatan kuantitatif arah dan fokus suatu penelitian
ialah melalui uji teoritik, membangun atau menyusun fakta dan data, deskripsi
statistik, kejelasan hubungan dan prediksi. Berarti tiap langkah mengutamakan
aksioma, rumus, dan soal-soal penyelesaian dan mengatasi persoalan secara
langsung. Pada pendekatan kualitatif arah dan fokus suatu penelitian ialah
membangun teori dari data atau fakta, mengembangkan sintesa interaksi dan
teori-teori yang dibangun dari fakta-fakta mendasar (grounded) mengembangkan
pengertian, dan sebagainya. Berarti tiap langkah mengutamakan proses, apa
adanya dan tanpa dibatasi normanorma, rumus, dan seterusnya.
7. Aspek Korelasi dengan Responden
Pada pendekatan kuantitatif diperlukan ukuran short term
atau long term, jarak dengan yang diteliti, menilai sebagai peneliti penuh terhadap
yang diteliti, dominasi pada peneliti, dan seterusnya. Mereka menghadapmukakan
peneliti orang dan diteliti obyek dengan aneka ulah, aturan dan norma. Pada
pendekatan kualitatif diperlukan hubungan yang sederajat dan tidak terbatas atau
membedakan antara yang meneliti dan diteliti. Hubungan ialah emphatik, equilitarian,
kontak yang intensif, interview mendalam, dan sebagainya. Mereka yang meneliti
harus tenggelam atau sama derajat dengan yang diteliti. Bila perlu mereka
berkedok sebagai informan rahasia di tengah penelitiannya. Mereka “penetrating”
(menembus) di tengah masalahnya.
8. Aspek Instrumen dan Perlengkapan
Pada pendekatan kuantitatif, maka perlengkapan seperti
kuesioner, inventories, komputer, indeks, pengukuran dari rumus-rumus, dan
seterusnya. Jelas mereka menerapkan aplikasi teknik rumus dan kepastian. Pada
pendekatan kualitatif, maka perlengkapan seperti tape recorder, audiovisual, dan
seterusnya yang diperlukan. Mereka menganggap “The researcher is often the only
instrument”.
9. Aspek Pendekatan terhadap Populasi
Pada pendekatan kuantitatif dipergunakan rechecking berupa
kontrol, validitas, reification, obtrusiveness, dan seterusnya. Mereka
mempergunakan kontrol yang Perbedaan Pendekatan Kuantitatif dengan Pendekatan
Kualitatif dalam Metode Penelitian jelas dengan pengulangan proses menuju pada
kebenaran tujuan penelitian. Pada pendekatan kualitatif dipergunakan time
consuming, reduksi data, reliabilitias, dan seterusnya.
10. Aspek Desain
Pada pendekatan kuantitatif, mereka menginginkan disain yang
terstruktur, terorganisasi, urut, bagan yang sistematik. “Design is a detailed
plan of operation”. Pada pendekatan yang kualitatif, mereka menginginkan disain
yang fleksibel, umum, dan muncul dengan sendirinya. “Design is a punch as to
how to you might proceed”. Oleh karena itu disain pendekatan kualitatif tidak
pernah uniform atau seragam.
11. Aspek Penggalian Data Lapangan
Pada pendekatan kuantitatif, penggalian data dilakukan
melalui coding kuantitatif, perhitungan, pengukuran, dan statistik. Kesemuanya
diaplikasikan pada patokan umum dan diukur dengan patokan tersebut, untuk
dinyatakan pembuktian diterima atau ditolak. Pada pendekatan kualitatif,
penggalian data dilakukan melalui deskripsi obyek dan situasi, dokumentasi
pribadi, catatan lapangan, fotografis, istilah-istilah atau jargonjargon
kerakyatan, dokumentasi resmi, dan sebagainya. Tidak ada patokan abash dari
peneliti, semua proses dianggap absah asal itu terjadi benar-benar (empirik) dan
patokan baru diadakan setelah semua peristiwa terjadi.
12. Aspek Pengambilan Sampel
Pada pendekatan kuantitatif, jumlah sampel harus terseleksi
jelas, dengan cara acak, terstruktur, mana yang kelompok eksperimen dan mana
yang kelompok kontrol. Sampel harus mewakili populasi (representatif). Pada
pendekatan kualitatif, jumlah sampel tidak perlu besar, namun purposiveness, dapat
berwujud sistem bola salju, analisis isi, historiografi, dan biographical evidence.
13. Aspek Analisa Data
Pendekatan kuantitatif memakai penyimpulan analisa data
berdasar deduksi, kesimpulan dari suatu koleksi data, akhirnya dihitung melalui
perhitungan statistik. Analisa data kuantitatif membentuk batasan yang diterima
atau ditolak oleh teori yang telah ada. Pendekatan kualitatif memakai
penyimpulan konsep, induktif, model, tematik, dan sebagainya. Analisa data
kualitatif dapat membentuk teori dan nilai yang dianggap berlaku di suatu
tempat.
14. Aspek Keabsahan Data
Pendekatan kuantitatif memakai kontrol berupa alat
statistik, pengukuran, dan hasilhasil yang relevan dengan rumus yang berlaku. Pendekatan
kualitatif memakai kontrol berupa negative evidence, triangulasi, kredibilitas,
dependabilitas, transferabilitas, dan konfirmabilitas. Alat-alat pada pendekatan
berupa aktivitas paska penelitian untuk lebih meyakinkan dengan mengulang
pemeriksaan data, bertanya obyektif pada para ahli, hubungan-hubungan yang
pasti, kepercayaan yang berulang-ulang mempola, dan seterusnya.
15. Aspek Penulisan Laporan
Pendekatan kuantitatif menulis laporan menurut bagan formal
tetap, isi yang tetap, lengkap dan merupakan hasil laporan dan hasil uji dengan
perhitungan dari lapangan penelitian yang empirik. Pendekatan kualitatif menulis
laporan menurut logika penulis dalam urutan laporannya. Isi tidak menurut
formalitas yang tetap, namun berupa rangkaian stories yang dapat
dipertanggungjawabkan oleh peneliti, terdiri dari story dengan penulisan yang
dapat saja saling tumpang tindih namun bermakna.