Penelitian kerja dan analisa
metoda kerja pada dasarnya akan memusatkan perhatiannya pada bagaimana (how)
suatu macam pekerjaan akan diselesaikan. Dengan mengaplikasikan prinsip dan
teknik pengaturan cara kerja yang optimal dalam sistem kerja tersebut, maka
akan diperoleh alternatif metoda pelaksanaan kerja yang dianggap memberikan
hasil yang paling efektif dan efisien. Suatu pekerjaan akan dikatakan
diselesaikan secara efisien apabila waktu penyelesaiannya berlangsung paling
singkat. Perlunya diterapkan prinsip-prinsip dan teknik-teknik pengukuran kerja
(work measurement atau time study) untuk mengitung waktu baku (standard time)
penyelesaian pekerjaan guna memilih alternatif metode kerja terbaik. Pengukuran
waktu kerja ini akan berhubungan dengan usaha-usaha untuk menetapkan suatu
pekerjaan. Secara singkat pengukuran kerja adalah metode penetapan keseimbangan
antara jalur manusia yang dikontribusikan dengan unit output yang dihasilkan.
Waktu baku ini sangat diperlukan terutama sekali untuk :
- Man power point (perencanaan kebutuhan tenaga kerja).
- Estimasi biaya-biaya untuk mencapai upah karyawan atau pekerja.
- Penjadwalan produksi dan penganggaran.
- Perencanaan sistem pemberian bonus dan intensif bagi karyawan atau pekerja yang berprestasi.
- Indikasi keluaran (output) yang mampu dihasilkan oleh seorang pekerja. (Wignjosoebroto, 1992).
Pengertian Time Study
Pengukuran waktu (time study)
adalah suatu usaha untuk menentukan lama kerja yang dibutuhkan seorang operator
(terlatih dan “qualified”) dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yang spesifik
pada tingkat kecepatan kerja yang normal dalam lingkungan kerja yang terbaik
saat itu. Teknik pengukuran waktu kerja terbagi atas dua macam, yaitu secara
langsung dan secara tak langsung. Teknik pengukuran kerja secara langsung terdiri
dari pengukuran jam henti (stopwatch time study) dan sampling pekerjaan (work
sampling). Teknik pengukuran kerja secara tak langsung terdiri dari data waktu
baku (standard data) dan data waktu gerakan (predetermined time system).
(Ainul, 2013).
Tujuan Time Study
- Mengembangkan sistem dan metode yang lebih baik. Pada umumnya penentuan sistem dan metode yang digunakan dalam sebuah industri sangat bergantung kepada tujuannya, misalnya dalam sebuah manufaktur memproduksi barang, sebuah bank melayani transaksi dengan nasabah, penjualan susu sapi dari peternakan, dan sebagainya.
- Menentukan standar waktu. Motion study digunakan untuk mengukur standar waktu normal yang diperlukan operator terlatih dan berpengalaman pada kecepatan normal. Standar waktu tersebut seringkali digunakan untuk perencanaan dan penjadwalan kerja sampai perkiraan biaya produksi, termasuk biaya buruh.
- Melatih operator. Agar seluruh perencanaan berjalan dengan baik, operator perlu mendapatkan pelatihan. Hal ini biasanya diakomodir oleh atasan dan pejabat teratas perusahaan. Akan tetapi, belakangan marak lembaga profesional yang bergerak dalam hal training seperti ini. Seiring dengan berkembangnya teknologi yang memaksa pemakaiain alat-alat industri modern dan permesinan, pekerja yang dibutuhkan dalam industri skala besar semakin sedikit. Saat ini, yang lebih dibutuhkan adalah operator yang dapat menjalankan berbagai peralatan dan mesin-mesin industri sehingga upah yang harus dibayarkan kepada pekerja dapat ditekan seiring semakin sedikitnya pekerja yang dibutuhkan. Hal ini dapat dicapai dengan memberikan pelatihan-pelatihan agar standar yang diharapkan dapat tercapai sehingga efektivitas dan efisiensi kerja dapat diperoleh.
Manfaat Time Study
a. Melakukan penjadwalan dan
perencanaan kerja.
b. Menentukan besar ongkos
produksi.
c. Menentukan jumlah atau
kebutuhan operator. (Wignjosoebroto, 1992).
Pengertian Motion Study
Motion Study adalah analisa yang
dilakukan terhadap beberapa gerakan bgian badan pekerja dalam menyelesaikan
pekerjaannya. Dengan demikian diharapkan agar gerakan-gerakan yang tidak
efektif dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan sehingga akan memperoleh
penghematan dalam waktu kerja, yang selanjutnya dapat pula menghemat pemakain
fasilitas-fasilitas yang tersedia dalam pekerjaan tersebut (Sutalaksana,1979).
Teknik ini pertama kali dikembangkan oleh Gilberth dalam teknik studi geraknya
(Maynard, 1971). Frank B. Gilberth menguraikan gerakan dalam 17 gerakan dasar
atau elemen gerakan yang dinamakan Therblig.
Sebagian besar gerakan Therblig
ini adalah gerakan dasar tangan. Hal ini mudah dimengerti karena pada setiap
pekerjaan produksi,gerakan tangan merupakan gerakan yang sering dijumpai,
terlebih lagi dalam pekerjaan yang bersifat manual.
Manfaat dari Motion Study dapat
digunakan sebagai masukan mengenai cara untuk menentukan waktu baku dari suatu
aktivitas kerja. Selanjutnya untuk melaksanakan koreksi dan pengelolaan
lingkungan kerja untuk meningkatkan kualitas perusahaan dan hasil produksi yang
optimal. (Sutalaksana,1979).
Peta Tangan Kiri-Tangan Kanan (PTKTK)
Peta tangan kiri-tangan kanan
adalah peta kerja setempat yang bermanfaat untuk menganalisa gerakan tangan
manusia didalam melaksanakan pekerjaan yang bersifat manual. Peta ini akan
menggambarkan semua gerakan ataupun delay yang terjadi yang dilakukan baik
tangan kanan maupun tangan kiri dan juga menunjukan perbandingan antara tugas
yang dibebankan pada tangan kiri dan tangan kanan ketika melakukan suatu
pekerjaan. sesuai dengan elemen Therblig yang membentuk gerakan tersebut.
Peta Proses Operasi
Peta proses operasi merupakan
suatu diagram yang menggambarkan langkah-langkah proses yang akan dialami
bahan-bahan baku mengenai urutan- urutan operasi dan pemeriksaan dari tahap
awal sampai menjadi produk jadi atau komponen, dan memuat informasi-informasi
yang diperlukan untuk menganalisis lebih lanjut seperti waktu, material,
tempat, alat, dan mesin yang digunakan.
Kegunaan Peta tangan kiri dan tangan kanan yaitu:
- Menyeimbangkan gerakan kedua tangan dan mengurangi kelelahan.
- Sebagai alat untuk menganalisis tata letak sistem kerja.
- Sebagai alat untuk melatih pekerja baru, dengan cara kerja yang ideal.
- Menghilangkan atau mengurangi gerakan-gerakan yang tidak efisien dan tidak produktif, sehingga tentunya akan mempersingkat waktu kerja. (BenGal dan Buckhin, 2002)
17 Gerakan Therblig
Study gerakan adalah analisa yang
dilakukan terhadap beberapa gerakan bagian badan pekerja dalam menyelesaikan
pekerjaannya. Seorang tokoh yang telah meneliti gerakan - gerakan dasar secara
mendalam adalah Frank B. Gilberth beserta istrinya yang menguraikan gerakan ke
dalam 17 gerakan dasar atau elemen gerakan yang dinamai Therblig (Sutalaksana,
1979). Secara garis besar masing - masing gerakan Therblig dapat didefinisikan
sebagai berikut :
- Mencari (Search ) SH
- Memilih (Select ) ST
- Memegang (Grasp ) G
- Menjangkau (Reach ) RE
- Membawa (Move ) M
- Memegang untuk memakai (Hold) H
- Melepas (Released Load ) RL
- Pengarahan (Position ) P
- Pengarahan sementara (Pre Position ) PP
- Memeriksa (Inspection ) I
- Merakit (Assamble) A
- Lepas Rakit (Dessamble) DA
- Memakai (Use ) U
- Kelambatan yang tak terhindar (Unavoidable Delay ) UD
- Kelambatan yang dapat terhindar (avoidable Delay ) AD
- Merencana (Plan ) Pn
- Istirahat untuk menghilangkan lelah (Rest to Overcome Fatique) R. (Wignjosoebroto,2003).
Prinsip Ekonomi Gerakan
Prinsip ekonomi gerakan digunakan
untuk merancang sistem kerja dengan gerakan – gerakan kerja yang benar dan ekonomis
(menghemat tenaga dan waktu). Menurut Ralph Barnes (1980) terdapat 3 prinsip
dalam ekonomi gerakan, yaitu:
3 Prinsip Dalam Ekonomi Gerakan :
- Gerakan yang berhubungan dengan tubuh manusia.
- Gerakan yang berhubungan dengan peraturan tata letak tempat kerja.
- Gerakan yang berhubungan dengan perancangan peralatan.
Gerakan yang berhubungan tubuh manusia, diantaranya adalah :
- Kedua tangan sebaiknya memulai dan mengakhiri secara bersamaan.
- Kedua tangan sebaiknya tidak menganggur secara bersamaan kecuali sedang istirahat.
- Gerakan kedua tangan akan lebih mudah jika satu terhadap lainnya simetris dan berlawanan arah gerakannya.
- Gerakan tubuh atau tangan sebaiknya dihemat dan memperhatikan alam atau natural dari gerakan tubuh atau tangan.
- Sebaiknya para pekerja dapat memanfaatkan momentum untuk membantu pekerjaannya, pemanfaatan ini timbul karena berkurangnya kerja otot dalam bekerja.
- Gerakan yang patah-patah yang banyak perubahan arah akan memperlambat gerakan.
- Gerakan balistik akan lebih cepat, menyenangkan dan teliti dari pada gerakan yang dikendalikan. (Gerakan balistik adalah gerakan yang besar dan banyak dengan demikian dapat menggunakan tenaga sepenuhnya).
- Pekerjaan sebaiknya dirancang semudah-mudahnya dan jika memungkinkan irama kerja harus mengikuti irama alamiah bagi si pekerjanya.
- Usahakan sesedikit mungkin gerakan mata.
Gerakan berhubungan dengan pengaturan tata letak tempat kerja:
- Sebaiknya diusahakan agar peralatan dan bahan baku dapat diambil dari tempat tertentu dan tetap.
- Bahan dan peralatan diletakan pada tempat yang mudah, cepat dan enak untuk dicapai atau dijangkau.
- Tempat penyimpanan bahan yang dirancang dengan memanfaatkan prinsip gaya berat akan memudahkan kerja karena bahan yang akan diproses selalu siap ditempat yang mudah untuk diambil. Hal ini menghemat tenaga dan biaya.
- Objek yang sudah selesai penyalurannya dirancang menggunakan mekanisme yang baik.
- Bahan-bahan dan peralatan sebaiknya ditempatkan sedemikian rupa sehingga gerakan–gerakan dilakukan dengan urutan terbaik.
Gerakan berhubungkan dengan perancangan peralatan:
- Tangan sebaiknya dapat dibedakan dari semua pekerjaan bila penggunaan dari perkakas pembantu atau alat yang dapat digerakkan dengan kaki dapat ditingkatkan.
- Peralatan sebaiknya sedemikian rupa sehingga memudahkan dalam pemegangan dan penyimpanannya.
- Peralatan seperti palang harus didesain secara ergonomis sehingga tubuh bekerja dalam postur baik dan usaha minimum. (Wignjosoebroto, 1995)
Keunggulan utama motion study
ini adalah dari segi biaya yang lebih murah dan proses anlisis yang lebih cepat
dan dapat memberikan hasil yang lebih detail.
0 Comments:
Posting Komentar