Pengertian Persediaan, Jenis-Jenis Persediaan, Tujuan Persediaan, Cara Menghitung Persediaan

Pengertiaan Persediaan

Persediaan atau inventory adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu. Setiap perusahaan yang melakukan kegiatan usaha umumnya memiliki persediaan.

Pengertian Persediaan Menurut Buku

Menurut Schroeder (1995:4) persediaan atau inventory adalah stok bahan yang digunakan untuk memudahkan produksi atau untuk memuaskan permintaan pelanggan. Beberapa penulis mendefinisikan sediaan sebagai suatu sumber daya yang menganggur dari berbagai jenis yang memiliki nilai ekonomis yang potensial. Definisi ini memungkinkan seseorang untuk menganggap peralatan atau pekerja-pekerja yang menganggur sebagai sediaan, tetapi kita menganggap semua sumber daya yang menganggur selain daripada bahan sebagai kapasitas.

Menurut Rangkuti (2004:1) persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan atau proses produksi, ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi.

Johns dan Harding (1996:71), persediaan adalah suatu keputusan investasi yang penting sehingga perlu kehati-hatian.

Kusuma (2009:132) persediaan didefinisikan sebagai barang yang disimpan untuk digunakan atau dijual pada periode mendatang.

Jenis-Jenis Persediaan

Menurut Render dan Heizer (2005), berdasarkan proses manufakturnya persediaan dibagi menjadi empat jenis, yaitu:

1. Persediaan bahan baku (raw material inventory). 

Adalah persediaan yang dibeli tetapi tidak diproses. Persediaan ini dapat digunakan untuk mendecouple (memisahkan) para pemasok dari proses produksi.

2. Persediaan barang setengah jadi (working in process inventory). 

Adalah bahan baku atau komponen yang sudah mengalami beberapa perubahan tetapi belum selesai. Adanya work in process disebabkan oleh waktu yang dibutuhkan untuk membuat sebuah produk (disebut siklus waktu). Mengurangi siklus waktu berarti mengurangi persediaan.

3. Persediaan pemeliharaan, perbaikan dan operasi (maintenance, repair, operating, MRO).

Pemeliharaan, perbaikan, operasi digunakan untuk menjaga agar permesinan dan proses produksi tetap produktif. MRO tetap ada karena kebutuhan dan waktu pemeliharaan dan perbaikan beberapa peralatan tidak diketahui.

4. Persediaan barang jadi (finished goods inventory). 

Adalah produk yang sudah selesai dan menunggu pengiriman. Barang jadi bisa saja disimpan karena permintaan pelanggan dimasa depan tidak diketahui.

Tujuan dan Alasan Timbulnya Persediaan.

Menurut Schroeder (1995:6), empat alasan untuk mengadakan persediaan :

a. Untuk berlindung dari ketidakpastian.

Dalam sistem sediaan, terdapat ketidakpastian dalam pemasokan, permintaan dan tenggang waktu pesanan. Stok pengaman dipertahankan dalam sediaan untuk berlindung dari ketidakpastian tersebut.

b. Untuk memungkinkan produksi dan pembelian ekonomis. 

Sering lebih ekonomis untuk memproduksi bahan dalam jumlah besar. Dalam kasus ini, sejumlah besar barang dapat diproduksi dalam periode waktu yang pendek, dan kemudian tidak ada produksi selanjutnya yang dilakukan sampai jumlah tersebut hampir habis.

c. Untuk mengatasi perubahan yang diantisipasi dalam permintaan dan penawaran.

Ada beberapa tipe situasi dimana perubahan dalam permintaan atau penawaran dapat diantisipasi. Salah satu kasus adalah dimana harga atau ketersediaan bahan baku diperkirakan untuk berubah. Sumber lain antisipasi adalah promosi pasar yang direncanakan dimana sejumlah besar barang jadi dapat disediakan sebelum dijual. Akhirnya perusahaan-perusahaan dalam usaha musiman sering mengantisipasi permintaan untuk memperlancar pekerjaan.

d. Menyediakan untuk transit.

Sediaan dalam perjalanan (transit inventories) terdiri dari bahan yang berada dalam perjalanan dari satu titik ke titik yang lainnya. Sediaan-sediaan ini dipengaruhi oleh keputusan lokasi pabrik dan pilihan alat angkut. Secara teknis, sediaan yang bergerak antara tahap-tahap produksi, walaupun didalam satu pabrik, juga dapat digolongkan sebagai sediaan dalam perjalanan. Kadang-kadang, sediaan dalam perjalanan disebut sediaan pipa saluran karena ini berada dalam pipa saluran distribusi.

Menentukan Besarnya Persediaan

Adapun cara menentukan besarnya persediaan yang perlu diketahui sebagai dasar dalam menentukan jumlah persediaan yang harus diadakan oleh perusahaan supaya proses produksi berjalan lancar dengan biaya persediaan seminimal mungkin adalah sebagai berikut :

a. Safety Stock

Adalah persediaan tambahan yang diadakan untuk melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan (stock out). Kegunaan safety stock untuk menghindari terjadinya kemacetan proses produksi yang disebabkan kekurangan persediaan barang (stock out). Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya safety stock adalah sebagai berikut :

  1. Sulit tidaknya bahan tersebut diperoleh. 
  2. Kebiasaan leveransir menyerahkan barang. 
  3. Besarnya pesanan setiap kali pesan. 
  4. Kemungkinan adanya pesanan mendadak.

b. Re Order Point (ROP)

Pengertian Re Order Point yang dikemukakan oleh Assauri (1999 : 180) adalah saat atau titik dimana harus diadakan pesanan lagi sedemikian rupa sehingga kedatangan atau penerimaan material yang dipesan itu adalah tepat waktu dimana persediaan di atas safety stock sama dengan nol. Untuk menentukan titik pemesanan kembali menggunakan rumus lead time x pemakaian rata-rata + safety stock, atau dengan rumus :

ROP = (d x L) + SS

Sumber : Assauri (1999: 180).

c. Economic Order Quantity (EOQ)

Dalam menghitung pembelian bahan baku yang optimal dipergunakan perhitungan EOQ (Economic Order Quantity). Menurut Assauri (1999 : 182). EOQ adalah jumlah kuantitas barang yang dapat diperoleh dengan biaya yang minimal atau sering dikatakan sebagai jumlah pembelian yang optimal. Dalam menentukan besarnya jumlah pembelian yang optimal ini kita hanya memperhatikan biaya variabel dari persediaan tersebut. Untuk menentukan jumlah pemesanan yang ekonomis dapat digunakan EOQ kebutuhan tetap :

Sumber : Assauri (1999 : 182).

Keterangan :

D = Kebutuhan bahan per tahun

S = Biaya pemesanan tiap kali pesan

P = Harga bahan baku

I = % Biaya penyimpanan Pembelian bahan baku diasumsikan memenuhi syarat berlakunya EOQ seperti berikut :

  1. Permintaan atau produksi adalah konstans, seragam dan diketahui (deterministik).
  2. Harga per unit produk adalah konstans.
  3. Biaya penyimpanan per unit per tahun adalah konstan.
  4. Biaya pemesanan per pesanan adalah konstan.
  5. Waktu antara pesanan dilakukan dan barang diterima (lead time) adalah konstan.
  6. Tidak terjadi kekurangan bahan atau back order.

Daftar Pustaka :

Assauri, Sofyan 1999. Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi Revisi, Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Hendra Kusuma. 2009. Manajemen Produksi:Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Edisi 4. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Johns, D. T., dan H. A. Harding.1996. Manajemen Operasi. Jakarta : PT Pustaka Binaman Pressindo.

Rangkuti,F. 2004. Manajemen Persediaan Aplikasi di Bidang Bisnis. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Render,B., dan J. Heizer. 2005. Manajemen Operasi. Jakarta : Salemba Empat.

Schroeder Roger.1995. Pengembilan Keputusan Dalam Suatu Fungsi Operasi. Edisi Ketiga. Jakarta : Erlangga.

0 Comments:

Posting Komentar