Mengenal Sistem Pergudangan dan Sistem Penyimpanan Gudang

Sistem Pergudangan

Menurut (Jacobus dan Sumarauw, 2018) terdapat tiga metode sistem pergudangan, diantaranya:

  1. FIFO (First In First Out), metode yang digunakan dalam FIFO adalah barang pertama kali masuk menjadi barang yang keluar pertama kali. Contoh metode ini jika kita menjual tepung terigu. Tepung terigu yang pertama kali di pesan menjadi barang yang pertama kali dijual. Hal ini dikarenakan meminimalisir dampak kerugian karena rusaknya tepung terigu.
  2. LIFO (Last In First Out), metode yang digunakan LIFO adalah mengeluarkan barang yang terakhir masuk. Metode ini biasa digunakan dalam penjualan pakaian. Toko baju biasanya membeli pakaian yang memiliki model pada saat ini, jika toko baju menjual barang yang sudah disimpan sebelumnya atau barang yang masuk pertama kali. Maka, dikhawatirkan akan ketinggalan model baju saat ini.
  3. FEFO (First Expired First Out), metode yang digunakan dalam FEFO adalah mengeluarkan barang yang memiliki masa kadaluarsa terdekat dahulu. Metode ini biasanya dipakai oleh penjual makanan dan apotik. Misalnya adalah apotik, obat yang memiliki masa kadaluarsa yang paling dekat menjadi bahan penjualan pertama kali. Hal ini dikarenakan meminimalisir barang yang tidak laku dikarenakan produk sudah kadaluarsa.

Sistem Penyimpanan Gudang

Menurut (Rushton, 2014) terdapat beberapa jenis sistem penyimpanan sebagai berikut:

1.    Block stacking

Penyimpanan dengan cara penumpukkan beban unit di atas satu sama dan disimpan di lantai dalam jalur penyimpanan. Jumlah tumpukkan tergantung pada berat dan stabilitas beban, namun bisanya tumpukkan dapat berkisar dari dua hingga sepuluh tumpukan dan juga tergantung pada batas aman yang dapat diterima barang dan juga ketinggian ruangan. 

Gambar 1 Rak Block Stacking

2.    Stacking frame

Jenis rak yang portabel dan memungkinkan pengguna untuk menyimpan banyak barang yang tidak bisa ditumpuk. Stacking frame terbuat dari dek dan tonggak yang dapat dipasang dan dipindah jika diperlukan.

 

Gambar 2 Rak Stacking Frame

3.    Single deep selective pallet racks

Menyediakan akses setiap palet untuk dapat disimpan di rak. Hal ini sekaligus menjembatani hal "honeycombing" di stacking frame dan block stacking. Ketika sebuah palet dipindahkan, maka tempat kosong tersebut dapat diisi dengan palet lain. Tipe penempatan ini dapat disesuaikan dengan ukuran tinggi yang diinginkan.

Gambar 3 Single deep selective pallet racks

4.    Double deep racking

Double deep racking adalah varian dari single deep rack yang menempatkan dua buah rak tunggal pada sebuah tempat. Metode ini mengurangi jumlah kebutuhan lorong, tetapi rentan terhadap "honeycombing" atau terdapat ruang kosong, sehingga metode ini kurang efisien dibandingkan single-deep racking. Membutuhkan forklift khusus untuk dapat mengambil dua palet sekaligus agar dapat menempatkan dan memindahkan palet dari rak.

 

Gambar 4 Double deep racking

5.    Drive-in

Rak metode drive-in menyediakan tempat 5 hingga 10, yang merupakan kepanjangan dari double-deep racking. Lini drive-in menyediakan akses bagi forklift untuk menempatkan atau memindahkan stok. Namun, forklift memiliki keterbatasan tempat untuk manuver dan ini membutuhkan waktu tambahan untuk menempatkan maupun mengambil palet.

 

Gambar 5 Rack Drive-in

6.    Drive through racking

Drive through rack adalah mirip dengan drive-in akan tetapi jenis rak yang memiliki pintu masuk dan keluar yang terpisah. Jenis rak ini menggunakan sistem FIFO dan cocok untuk produk yang date-sensitive. Drive through rack dapat dilihat pada gambar 6.

 

Gambar 6 Rack Drive Through

7.    Pallet Flow Rack

Pallet Flow Rack beroperasi dengan cara memindahkan beban dari satu sisi ke sisi lain dengan sebuah konveyor sederhana sehingga pallet bisa dipindahkan secara FIFO. Ketika sebuah pallet berpindah maka posisi pallet berikutnya mengisi pallet yang dipindahkan. Metode rak ini cocok untuk gudang yang memiliki perputaran produk tinggi, tetapi opsi ini cukup mahal.

 

Gambar 7 Pallet Flow Rack

8.    Push-back racking

Push back rack adalah solusi LIFO dimana beban pallet diletakkan pada penyimpanan dengan menggunakan rel penuntun. Ketika sebuah palet diletakkan di areanya, palet tersebut akan mendorong palet lain masuk ke tempat penyimpanan. Ketika sebuah palet diambil, maka palet yang bagian dalam akan bergeser menempati tempat palet yang terambil. Hal ini berarti setiap lini palet memiliki ruang gerak yang cukup untuk pengambilan palet. Metode ini tidak cocok untuk gudang yang menggunakan membutuhkan metode FIFO. Push back rack dapat dilihat pada gambar 8

 

Gambar 8 Push Back Rack

9.        Mobile Rack

Mobile rack pada dasarnya single-deep selective pallet racks yang memiliki roda yang memungkinkan baris rak untuk menjauh dari barisan rak yang berdekatan. Prinsip yang mendasari adalah bahwa lorong dibenarkan hanya jika mereka sedang digunakan. 

Gambar 9 Mobile Rack

10.    Centiliver Rack

Jenis rak ini memiliki beberapa kaki terpisah yang membentuk space untuk meletakkan barang dan memiliki tangan yang membentang untuk menjaga agar barang tetap tersimpan dengan baik. Keuntungan rak ini adalah dapat digunakan untuk menyimpan barang yang panjang tanpa adanya penghalang atau pembatas.

 

Gambar 10 Centiliver Rack

11.    Grafity Flow Rack

Gravity flow rack merupakan alternatif yang populer digunakan. Biasanya digunakan untuk barang-barang yang diletakkan dalam karton dan bentuknya yang seragam. Pengambilan barang menggunakan sistem FIFO. Barang dimasukkan dari bagian belakang rak dan diambil dari bagian depan rak. Jika barang dibagian depan diambil maka barang yang dibelakangnya akan pindah menjadi paling depan menempati posisi barang yang diambil.

 

Gambar 11 Grafity Flow Rack