Pengertian Life Cycle Assesment (LCA) Teknik Industri

Pengertian Life Cycle Assesment (LCA)

Life Cycle Assessment (LCA) merupakan teknik penilaian yang digunakan untuk mengukur dampak lingkungan suatu produk mulai dari bahan baku hingga akhir hidup (end of life) produk sampai menjadi sampah (cradle-to-grave), daur ulang dan penyelesaian akhir. Analisis menggunakan  Life Cycle Assessment (LCA) akan memperlihatkan bagian bahan baku ataupun proses mana yang memiliki dampak besar terhadap lingkungan. Ruang lingkup LCA dapat didefinisikan berdasarkan cradle-to-gate yang menganggap dua tahap pertama dan cradle-to-grave yang merangkup semua tahap LCA. Hal tersebut dapat digambarkan seperti pada Gambar 1.

Gambar 1 Siklus Hidup Produk

Menurut ISO 14040 dalam World Business Council For Sustainable Development (2002) definisi LCA merupakan teknik yang dikembangkan untuk memahami dan menangani dampak dari produk ketika diproduksi maupun saat dikonsumsi. LCA dapat memberikan informasi dampak-dampak lingkungan siklus produk dari material, proses produksi, penggunaan produk, dan waste dari produk yang dihasilkan dari sebuah kegiatan produksi. Selain itu, LCA juga dapat membantu mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan kinerja lingkungan dalam siklus hidup produk tersebut, LCA ini terdiri dari 4 fase utama yang dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2 Fase Life Cycle Assessment (LCA)

Konsep Life Cycle Assessment (LCA) didasarkan pada pemikiran bahwa suatu sistem industri tidak terlepas kaitannya dengan lingkungan tempat industri itu sendiri. Life Cycle Assessment (LCA) secara umum merupakan pendekatan untuk mengukur dampak lingkungan yang diakibatkan oleh produk atau aktivitas mulai dari pengambilan raw material, diikuti dengan proses produksi dan penggunaan serta berakhir pada pengelolaan sampah/limbah. Penjelasan dari fase Life Cycle Assessment (LCA) antara lain :

1. Goal and Scope 

Tahap ini bertujuan untuk memformulasikan dan mendeskripsikan tujuan, sistem yang akan dievaluasi, batasan-batasan dan asumsi-asumsi yang berhubungan dengan dampak di sepanjang siklus hidup dari sistem. 

2. Life Cycle Inventory (LCI) 

Tujuan dari inventory adalah untuk menunjukkan pengaruh lingkungan per-bagian dari life cycle. Tahap ini merupakan proses kuantifikasi kebutuhan energi dan material, emisi udara, limbah padat dan semua keluaran yang dibuang ke lingkungan selama daur hidup produk. 

3. Life Cycle Impact Assessment (LCIA) 

Pada tahap ini dilakukan pengelompokan dan penilaian mengenai efek yang ditimbulkan terhadap lingkungan berdasarkan data-data yang diperoleh pada tahap LCI. Pada fase LCIA ini terbagi lagi menjadi beberapa tahapan analisa diantaranya : 

a. Klasifikasi dan karakterisasi 

Klasifikasi merupakan langkah untuk mengidentifikasi dan mengelompokkan substansi yang berasal dari LCI ke dalam kategori II-23 dampak yang heterogen yang telah ditentukan sebelumnya sedangkan karakterisasi merupakan penilaian besarnya substansi yang berkontribusi pada kategori dampak. 

b. Normalisasi 

Prosedur yang diperlukan untuk menunjukkan kontribusi relatif dari semua kategori dampak pada seluruh masalah lingkungan untuk menciptakan satuan yang seragam untuk semua kategori impact dengan mengalikan nilai karakterisasi dengan nilai normal. 

c. Pembobotan 

Pembobotan didapatkan dengan mengalikan kategori impact dengan faktor pembobotan dan ditambahkan untuk mendapatkan nilai total. 

d. Single score 

Digunakan untuk mengklasifikasikan nilai kategori impact berdasarkan aktivitas atau proses. Nilai single score akan terlihat aktivitas mana yang berkontribusi terhadap dampak lingkungan.

4. Interpretasi 

Merupakan integrasi dari life-cycle inventory dan life cycle impact assesment yang digunakan untuk mengkaji, menarik kesimpulan dan rekomendasi yang konsisten dengan tujuan dan lingkup yang telah diformulasikan. 


0 Comments:

Posting Komentar