Lulusan Sarjana ! Lebih Baik Usaha Atau Menjadi Karyawan ?

Sarjana merupakan sebutan bagi orang-orang yang telah usai menyelesaikan studinya di Perguruan Tinggi maupun Universitas. Masa depan yang sudah menanti mereka setelah menjadi sarjana, bahkan masa dimana seseorang memulai kehidupan yang sesungguhnya. Proses dimana seseorang dituntut menjadi lebih dewasa dan bertanggungjawab, termasuk dalam hal memutuskan karier.

Saat menjadi freshgraduate seseorang akan dihantui banyak pertanyaan-pertanyaan yang bahkan membuatnya harus menjawab semua pertanyaan tersebut. Salah satunya, “Setelah lulus kuliah, aku mau buka usaha atau jadi karyawan ya?”. Menurut berbagai sumber yang telah ku baca, banyak ulasan positif terkait pertanyaan semacam itu, diantaranya :

1. Memilih antara kerja dulu atau langsung berbisnis ?


Memilih bekerja ketika lulus kuliah merupakan pilihan yang cukup bijak, tapi memilih berbisnis setelah lulus kuliah merupakan pilihan yang menarik. Mengapa demikian ? karena dengan bekerja terlebih dahulu seseorang bisa melatih skill serta menambah ilmu dan pengalamannya di bidang pekerjaannya. Selain itu, bekerja bisa dimanfaatkan sebagai perantara mendapatkan pemasukan, memperluas relasi yang nantinya bisa digunakan sebagai modal usaha. 

Sementara kalau langsung berbisnis setelah kuliah, akan banyak hal-hal yang menantang bahkan hal-hal yang membuat kita down karena persiapan yang kurang matang. Salah satunya, kurangnya pengalaman dalam hal bisnis, kurangnya relasi, bahkan masalah dalam urusan modal usaha. Tapi, it’s okey…… semua perlu di pikirkan secara matang dan jangan mudah mengambil langkah. 

2. Urusan pemasukan

Jika kita memilih bekerja dulu sudah pasti pemasukan yang kita dapatkan berasal dari kantor kita bekerja dan pastinya kita punya pendapatan tetap. Sementara, jika kita memilih berbisnis dulu awal pendapatan bulanan yang didapatkan tidaklah tetap bahkan kebanyakan akan mengalami rugi karena modal dan pendapatan yang tidak sama. 

Namun, jika dari awal kita sudah belajar bisnis, kita akan mengerti bagaimana caranya mengelola bisnis, modal, bahkan perkembangan bisnis ke depannya. Bisa saja dengan berbisnis, pemasukan yang di dapatkan akan berkembang pesat hingga berkali lipat.

3. Tawaran kerja dengan posisi yang menggiurkan


Jika kalian belum menemukan pekerjaan dan kalian ingin menjadi karyawan, tawaran kerja dari seseorang jangan di sia-siakan. Karna menurutku, tidak semua orang bisa mendapatkan pekerjaan, dan tidak semua orang juga bisa di percaya untuk bergabung bekerja. Selain itu, kita juga bisa melatih skill dan mendapatkan pengalaman. Karna pengalaman itu berharga ya nder !!

Tapi, jika kita sudah mulai bisnis dan tiba-tiba ada orang yang menawarkan pekerjaan yang menggiurkan, sarankan ku sih di pikirkan dulu soalnya kita masih menjalankan bisnis apalagi baru awal jalan. Komitmen pada diri sendiri adalah kunci yang paling utama ya nder!!

4. Waktu luang untuk refreshing

Kenapa aku nyebutnya refreshing ? ya karena refreshing merupakan suatu kebebasan diri untuk bisa menikmati hidup lebih bermakna selain kita harus sabar, tawakal, serta bersyukur. 

Jika kita memilih menjadi karyawan, kita akan di jenuhkan oleh berbagai macam pekerjaan yang monoton, sehingga perlu adanya waktu untuk refreshing. Waktu luang bagi seorang karyawan tidak bisa sesuka hati kita. Karna harus patuh aturan yang ada. Tapi, jika kita memilih menjadi seorang pebisnis, waktu luang bisa kita nikmati sesuka hati kita karena pekerjaan yang kita jalankan adalah milik kita sendiri. Intinya, lebih fleksibel aja sih! Tapi, ingat…….. jangan terus terusan liburan ya nder !! hehe

5. Jadi, mana yang lebih baik ?

Dari sumber yang saya dapatkan melalui akun Instagram @amminurbaits beliau mengtakan seperti ini : 

“Dua sumber pendapatan manusia ini (karyawan atau pebisnis) sama-sama dipuji oleh Nabi Muhammad SAW, menjadi karyawan dipuji oleh Nabi pun menjadi pengusaha dipujji oleh Nabi SAW. Lalu apa yang paling baik dan paling maslahat untuk kehidupan kita ? Jawabannya adalah yang paling memberikan manfaat bagi kehidupan kita. Teruntuk anda dan keluarga. Atau minimal paling memperkecil nilai madharat. 

Dan masing-masing orang bisa jadi ia mampu mengukur dirinya. “Jika saya bekerja disini (berjualan) maka saya tidak pandai. Menghitung ini dan itu tidak bisa”. Sebaliknya, ada orang yang ketika menjadi karyawan ia tidak mampu. Karna bukan tipikal karyawan sehingga sering bolos dan semisalnya. Akhirnya karena merasa malu, ia resign. Ini merupakan orang dengan tipikal bos yang inginnya buka usaha sendiri. 

Maka dari itu, masing-masing orang bisa mengukur seperti itu. “Kira-kira yang lebih tepat di posisi yang mana ? di posisi sebagai karyawan atau di posisi sebagai seorang pengusaha?”. Sehingga dengan hal ini kita tahu tingkat kemampuan kita. Apa yang paling maslahat untuk fisik manusia itulah yang paling baik”.  

Dari situ kita akan paham bahwa semua usaha yang di jalankan manusia itu baik, jika sesuai dengan syariat. Karna Allah akan meridhai usaha kita jika kita mau bersungguh-sungguh dan berikhtiar mengingat Allah. Semua makhluk yang ada di bumi sudah di beri rezeki masing-masing, jadi kita sebagai manusia tak perlu khawatir dan risau akan hal seperti itu. “Manusia hanya mampu merencanakan, selanjutnya terserah Sang Pencipta”, 

(Penulis : Ari Kurniawati).